Powered By Blogger

Jumat, 12 April 2013

You’ve gone... far away..

What do you do when you realize that all you ever wanted was what you always had?
Somehow knowing what I’m missing makes it hurt so bad..
When I needed some time away, you moved on like you should..
I guess it took me too long to see that what we had was good..
You tried to let me in again and trust me like before..
I really would give anything to re-open that door..
I told you a year ago I knew what I wanted- and what I wanted was you..
Too bad for me, today that is no less true..
I never imagined that one day we would really be apart..

Don't you think who really you are..
Just a common man who had touched this heart, loved me deeply..
I gave my pure love, my faithful..
Hoping you'll always be mine, by myside at our marriage..
You brought your ordinary love, but you flied it extraordinarily..
Everything's become crazy, a craziness and a happiness..
But, these have been different..
Everything's gone.. for far away..

I'd never think this fucking love story, this disappointment would be disappear throug your gone..
Flowing up with my pure love..
Which had been tainted by you..

God's showed my best..
God blessed me through my way..
I've removed my feeling now..
No more madness about you..

Go.. go away with another lady..
Betraying me..
Lying me..
Disappointing me..
Whatever you want, just go with all your hypocrite..

I can't..
I really can't hate you..
For any reasons bothered me..
just won't live with regrets..
I know..
Regrets would never ever ever bring its goodness..

You made a scretch on my paper..
I just remove it, and try to repalce it by drawing a colorful pictures..
which coloring my life indeed..

Considering it as the phase of my life..
I skip the phase by phase and soon become a pupae..
Steping a very long journey of the metamorphosis..
Where I don't know when it will be end..
I promise, I'll keep trying to make all these phases to be a very beautiful butterfly..
Flying through the flowers, leaves, clouds..
And touching the tallest sky..

~Thank you so much for being a part of my life, my hope and my dream :)


1 komentar:

  1. Sebelumnya, aku ingin meminta maaf, untukmu dan untuk keluargamu yg mungkin pernah memiliki harapan padaku.

    Aku awali dengan pembukaan:
    Saat itu, perasaanku kepadamu sudah sangat luar biasa, kamu adalah sosok terbaik bagi calon pendampingku (dari semua aspek). Gaya berfikirmu luar biasa, dan aku sangat mengaguminya. Jika dikatakan aku tergila-gila, YA, itu sangat benar.

    Bahkan aku pernah menawarimu untuk kawin lari dan kamu menolaknya. Bukankah itu tawaran gila? Saat aku sudah berada pada puncak ketidaklogisan karena cinta, solusi itu adalah pilihan yg ku tawarkan kepadamu. Dan tentu akan berdampak luar biasa pada keluarga.

    Sebagai laki-laki yg sudah memiliki usaha dan mulai berkembang, dengan tabungan yang dinilai cukup untuk rencana masa depan kita nanti, aku pikir paragraf di atas adalah hal paling nekat yang pernah ku tawarkan kepadamu.

    Aku sudah merencanakan tentang pembiayaan operasi lasermu, tentang biaya S2 mu, dan kemana kita akan tinggal kedepannya. Semuanya sudah terkonsep matang di kepalaku.

    Namun, tekanan yg muncul diluar hubungan kita, yaitu dari keluarga sekitar adalah cobaan paling berat yg harus aku terima. Dan hal ini adalah alasan-alasan utama kita tidak bisa bersama. Jujur ingin ku sampaikan secara langsung, tp aku sadar luka hatimu pasti lebih dalam.

    - Almarhumah Ibuku (wafat 2019), sedang mengalami sakit kanker dan menderita sekian tahun. Dalam suatu momen beliau menyampaikan kalimat yang begitu menghancurkan hatiku yaitu "aku iki loro mergo mikir kowe le, golek calon bojo kok arahe gak bener". Melihat kondisi ibuku yang makin hari makin kurus, sering mengeluh dengan penyakitnya, serasa memaksaku untuk menyerah pada hubungan kita.
    - Bapak ku tak pernah merestui hubungan kita walaupun aku sudah menegosiasikan berbagai cara. Dan salah satu faktornya adalah karena kondisi ibumu yg sedang sakit dan bapak ku takut jika berimbas pada calon keturunan kita nanti.
    - Bapak mu sepertinya juga menginginkan calon pasangan yg berada pada level pendidikan yang sama. Dan aku sadar bahwa aku bukan pada posisi itu. Naluri setiap orang tua adalah memberikan yg terbaik untuk anaknya dan itu wajar, mengingat kamu adalah satu-satunya anak perempuan yang dimilikinya.

    Pada usia ini aku adalah pria dengan kondisi siap "matang" untuk menikah secara fisik dan mental. Dari sudut ekonomi pun aku sudah menata diri sebaik yg aku bisa. Dan ketika kondisi tidak berjalan seperti apa yang diharapkan, pilihan yang sama beratnya muncul antara orang tuaku dan dirimu.

    Dan akhirnya aku menyerah atas hubungan kita...

    Bersamaan dengan shalat malam dan istiqoroh, pilihan ku untuk menikah dengan orang lain mungkin jadi cara paling cepat untuk segera melupakan cerita pahit kandasnya hubungan kita yang hingga saat inipun masih aku ingat dengan jelas.

    Kemunafikan, Pengkhianatan, Mengecewakan, semua kata itu pantas aku dapatkan dari ucapmu. Aku sadar bagaimana di posisimu.

    Sekali lagi, aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Teriring doa semoga kamu dan keluargamu mendapatkan kesehatan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan takdir yang terbaik.

    Karena setiap keputusan pasti memiliki alasan...

    BalasHapus